Kamis, 11 Desember 2008

Dihujat di Bandung, Dilarang di Jakarta Tapi Diakui Dunia

Ya, judul diatas merupakan plesetan dari courtesey film ‘The Jak’ (dihujat di Bandung, dipuji di Jakarta, diakui Dunia) yang disutradarai oleh Andi Bachtiar Yusuf, dan sukses menjadi perhatian masyarakat perfilman. Namun, bukan film ini yang akan diangkat oleh penulis, tapi judul diatas telah menggambarkan episode cerita yang sedang dialami oleh Persija dan The Jakmania saat ini.
Persija dan The Jakmania memang selalu mendapatkan hujatan kala harus meladeni tuan rumah Persib, ini akibat perseteruan kedua kelompok supporter yang tidak pernah berujung, saling balas membalas yang mengakibatkan tim kesebelasan masing-masing yang menjadi korban. Terakhir bobotoh atau Viking Fans Club justru melakukan kerusuhan di kota nya sendiri bahkan dengan cara-cara yang arogan dan anarkis seperti mensweeping serta menghancurkan kendaraan yang berplat ‘B’ (Jakarta) akibat kekalahan timnya Persib atas Persija Jakarta Minggu (20/7) lalu di stadion Siliwangi, Bandung kandang mereka sendiri. Dengan kejadian ini hujatan dan kebencian mereka terhadap Persija dan The Jakmania pastinya tidak akan pernah usai dan akan terus lestari, seperti yang pernah dilontarkan oleh salah seorang pentolan Viking.

Seminggu setelah laga tandang di Bandung yang berujung kerusuhan. Persija yang akan melakoni laga kandang perndananya, Senin (28/7) di stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) menghadapi Persita Tangerang, justru harus menghadapi “kekerasan mental” dari pihak kepolisian (POLDA METRO JAYA) karena tidak dikeluarkannya izin penyelenggaraan pertandingan. Bahkan tim kebangaan ibukota ini harus menunda jadwal pertandingan kembali saat akan meladeni Persijap Jepara, Jum’at (1/8) dengan kondisi yang sama, bahkan untuk pertandingan melawan Pelita Jaya pun, Jum’at (15/8) nanti, Persija harus melakoni laga kandangnya di stadion Manahan, Solo. Alasan pihak kepolisian adalah kekhawatiran akan terjadinya kerusuhan antar supporter, mereka melihat track record buruk The Jakmania, pendukung Persija ini selalu terlibat bentrok saat melakoni laga di Senayan, juga bentrokan yang terjadi di Tangerang dan Bogor menjadi catatan tersendiri mereka. Segala upaya dilakukan oleh pengurus Persija, baik panpel ataupun manajemen tim untuk menggerakkan hati bapak-bapak kepolisian namun hasil yang didapat adalah tetap ‘Persija tidak diperkenankan menggelar pertandingan di Jakarta sampai batas waktu yang belum ditentukan.’ Persija dan The Jakmania merasa Dilarang dan ditolak di Jakarta untuk menggelar dan menyaksikan pertandingan, harus terusir dikampung sendiri.


Namun, apapun kondisinya Persija dan The Jakmania tetap diakui keberadaannya baik di Indonesia maupun dunia, ini berkat prestasi yang dibuat oleh para individunya, para pemain Persija yang telah mengharumkan nama bangsa seperti ; Bambang Pamungkas yang telah menjadi icon dan talah melanglang hingga ke negeri Belanda, Ismed Sofyan yang namanya tercatat sebagai “2006 ASEAN Football Top 5 Plays Of The Week” di urutan pertama berkat golnya ke gawang Persik Kediri musim 2006 lalu, juga masih ada lagi yang lainnya. Bahkan Persija merupakan tim satu-satunya yang meraih prestasi juara 3x berturut-turut pada turnamen yang digelar oleh Sultan Brunei pada tahun 2001, 2002, dan 2003. Selanjutnya sebagai pendukung persija, The Jakmania juga telah meraih berbagai prestasi. Beberapa film hasil karya dari Andi Bachtiar Yusuf, seperti ‘Jakarta Kota Gue’, ‘Hardline’ dan terakhir ‘The Jak’ bahkan telah diakui dunia, menjadi salah satu film yang diputar dalam ajang menyambut Piala Dunia 2006 lalu dan mendapat sambutan positif dari legenda Bayern Munchen dan Jerman, Franz Beckenbauer. Sementara The Jakmania dikenal berkat aksi-kasinya yang atraktif di sertiap pertandingan, tercatat sebagai supporter yang paling banyak memberikan dukungan saat Persija melakoni laga tandang dalam Copa Indonesia 2006 tanpa kerusuhan dan bentrokan dengan pendukung tuan rumah, bahkan meraih “Best Supporter” dalam ajang Copa Indonesia 2007 lalu.


Lalu, kenapa dengan prestasi yang telah didapat, selalu ada hujatan dan pencekalan…? Ujian dan cobaan ini harus dihadapi oleh Persija dan The Jakmania agar menjadi klub dan organisasi supporter yang mempunyai ‘Mental Baja’, kedepannya akan kuat menghadapi cobaan-cobaan berikut. Kepada pihak yang berwenang, mungkin bisa mengambil pelajaran, jangan hanya menilai The Jak dari sisi buruknya saja. ‘Don’t look at the book only from the cover’.

Katanya bola kita rusuh… katanya bola ngga bermutu…
Apapun yang terjadi kami tetap janji… mendukung bola negeri ini…
Politik berkelahi… saling caci maki…
Bagi kami FOOTBALL FOR UNTIY…

Ditulis Oleh Muhamad Ramdani (abah_ram@yahoo.com)
di berita www.jakmania.org [link]

Tidak ada komentar: